Arabiyah linnasyiin - Tauhid yang kuat tercermin dari sejauh mana seseorang menggantungkan segala urusannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang mukmin hendaknya selalu bersandar kepada-Nya dalam setiap keadaan, baik saat lapang maupun sempit, dan tidak bergantung kepada makhluk.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
"Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji."
(QS. Fathir: 15)
Ayat ini menunjukkan bahwa hakikatnya manusia adalah makhluk yang fakir di hadapan Allah. Kita tidak memiliki apa-apa tanpa pertolongan-Nya. Oleh karena itu, hendaknya kita hanya bergantung kepada Allah dalam segala hal, sementara kepada makhluk, kita tetap berusaha untuk mandiri dan tidak mudah meminta-minta.
Islam mengajarkan setiap hamba untuk bekerja keras dan berusaha dengan tangan sendiri. Dengan demikian, seseorang tidak mudah meminta bantuan kepada orang lain dalam hal-hal yang ia mampu lakukan sendiri.
Rasulullah ﷺ bersabda:
ﻭَﻋَﻦْ ﺍَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﻩَ ﻗَﺎﻝَ: ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ : ﻷَﻥْ ﻳَﺤْﺘَﻄِﺐَ ﺍَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺣُﺰْﻣَﺔً ﻋَﻠَﻰ ﻇَﻬْﺮِﻩِ ﺧَﻴْﺮٌﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﺍَﻥْ ﻳَﺴْﺄَﻝَ ﺍَﺣَﺪًﺍ ﻓَﻴُﻌْﻄِﻴَﻪُ ﺍَﻭ ﻳَﻤْﻨَﻌَﻪُ.
"Sesungguhnya, seorang dari kalian pergi mencari kayu bakar yang dipikul di atas pundaknya itu lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau tidak."
(HR. Bukhari no. 1470; Muslim no. 1042; Tirmidzi no. 680 dan Nasa’i V/96)
Hadits ini mengajarkan kita untuk lebih memilih bekerja keras daripada bergantung kepada orang lain. Seseorang yang mandiri akan memiliki harga diri dan lebih mulia di hadapan manusia.
Nabi Daud ‘alaihis salam, meskipun seorang raja, tetap berusaha mencari nafkah dengan tangannya sendiri. Rasulullah ﷺ bersabda:
َﻋَﻦْ ﺍَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓ َﻭ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ ﻗَﺎﻝَ: ﻛَﺎﻥَ ﺩَﺍﻭُﺩُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻼﻡُ ﻻَﻳَﺄْﻛُﻞُ ﺍِﻻَّ ﻣِﻦْ ﻋَﻤَﻞِ ﻳَﺪَِْﻩِ.
"Adalah Nabi Daud tidak makan, melainkan dari hasil usahanya sendiri."
(HR. Bukhari no. 2073)
Ini menunjukkan bahwa bekerja keras adalah prinsip yang harus dipegang teguh oleh setiap muslim.
Kemudian, seorang muslim harus senantiasa tawakal. Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi melakukan ikhtiar maksimal lalu menyerahkan hasilnya kepada Allah. Ada dua prinsip dalam tawakal:
Menempuh sebab
Jika ingin pintar, maka belajar dengan sungguh-sungguh.
Jika ingin sukses, maka bekerja keras dan berusaha.
Jika ingin sehat, maka menjaga pola makan dan olahraga.
Menerima hasil dengan ikhlas
Apapun yang terjadi setelah usaha, harus diterima sebagai ketetapan terbaik dari Allah.
Tidak boleh kecewa jika hasilnya tidak sesuai harapan, karena Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ﻓَﻜَﻔَﺮُﻭﺍ ﻭَﺗَﻮَﻟَّﻮْﺍ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻨَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻏَﻨِﻲٌّ ﺣَﻤِﻴﺪٌ
"Lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."
(QS. At-Taghabun: 6)
Orang yang tidak bergantung kepada Allah dan merasa tidak membutuhkan-Nya akan mudah berpaling dari agama. Oleh karena itu, seorang muslim harus selalu sadar bahwa Allah adalah satu-satunya tempat bergantung.
Dalam surat Al-Fatihah, Allah mengajarkan kita untuk hanya meminta pertolongan kepada-Nya:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
"Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."
(QS. Al-Fatihah: 5)
Ayat ini menunjukkan bahwa seorang hamba harus selalu memohon pertolongan kepada Allah dalam segala urusan, baik besar maupun kecil.
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan jika seseorang mengurangi ketergantungan kepada makhluk, di antaranya:
Harga diri dan kemuliaan
Orang yang mandiri lebih dihormati di masyarakat.
Tidak mudah diremehkan oleh orang lain.
Hati lebih tenang
Tidak terlalu berharap kepada manusia yang sering mengecewakan.
Tidak mudah stres jika tidak mendapatkan bantuan dari orang lain.
Lebih kuat dalam menghadapi ujian hidup
Orang yang terbiasa mandiri akan lebih kuat dalam menghadapi kesulitan.
Tidak mudah putus asa saat menghadapi tantangan.
Seorang muslim hendaknya mengurangi ketergantungan kepada makhluk dan lebih bergantung kepada Allah dalam setiap keadaan. Bekerja keras dan berusaha dengan tangan sendiri lebih mulia daripada meminta-minta kepada orang lain. Tawakal kepada Allah harus disertai usaha maksimal, lalu menerima hasilnya dengan ikhlas. Meminta pertolongan kepada Allah adalah kunci ketenangan dan keberkahan hidup.
Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang bertauhid tinggi, yang hanya berharap kepada Allah, dan dijauhkan dari sikap bergantung kepada makhluk. Aamiin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store