My Blog

  • 05-03-2025

Bercermin dengan Cermin

Kitab tashrif -  Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering lebih mudah melihat kesalahan orang lain daripada mengakui kekurangan diri sendiri. Padahal, Islam mengajarkan kita untuk lebih banyak bercermin, bukan menggunakan teropong. Maksudnya, sebelum mengkritik orang lain, kita harus terlebih dahulu mengintrospeksi dan memperbaiki diri sendiri. 

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: 

"Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya." 
(Adabul Mufrad no. 592, shahih) 

Hadis ini mengingatkan kita bahwa sering kali kita terlalu sibuk mencari kesalahan orang lain, sementara kekurangan diri sendiri justru terabaikan. 

+Jangan Mencari Kesempurnaan pada Orang Lain 

Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata: 

"Barangsiapa mencari teman yang tidak memiliki aib, sungguh ia akan hidup sendiri tanpa teman." 
(Syu'bul Iman no. 7887) 

Manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan. Jika kita terlalu fokus mencari kesalahan orang lain, kita akan sulit memiliki teman dan menikmati indahnya persaudaraan. Tidak ada manusia yang sempurna, dan memahami hal ini akan membantu kita menjadi lebih bijak dalam bersikap. 

+Jangan Merasa Diri Lebih Baik 

Salah satu sifat yang harus kita hindari adalah merasa diri lebih baik dari orang lain. Jika kita sudah merasa lebih baik, maka sulit bagi kita untuk menerima nasihat dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik. 

Abdullah Al-Muzani rahimahullah berkata: 

"Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah. 

Jika ada orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih dariku, maka ia lebih baik dariku.’ 

Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka ia sebenarnya lebih baik dariku.’” 
(Hilyatul Awliya’ 2/226) 

+Sikap Tawadhu (Rendah Hati) 

Islam mengajarkan kita untuk selalu bersikap tawadhu (rendah hati). Salah satu bentuk tawadhu adalah tidak merasa lebih baik dari orang lain dan selalu berusaha memperbaiki diri. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰ 

"Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa yang bertakwa." 
(QS. An-Najm: 32) 

Rasulullah ﷺ juga bersabda: 

مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ اللَّهُ 

"Barang siapa yang merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya." 
(HR. Muslim no. 2588) 

Mari kita mulai membiasakan diri untuk lebih banyak bercermin daripada menggunakan teropong. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu memperbaiki diri dan menjauhi kesombongan. Aamiin. 

Wallahu a’lam bish-shawab. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store 

admin
Admin