My Blog

  • 21-03-2024

Bercanda yang Sehat

Nahwu Wadhih -  Bercanda merupakan salah satu aspek dalam interaksi sosial yang sering kali dianggap remeh, namun memiliki kedudukan yang signifikan dalam Islam. Dalam Islam, bercanda tidak hanya diperbolehkan tetapi juga dilihat sebagai sebuah hal yang baik, selama dilakukan dengan cara yang tepat, bertanggung jawab dan tidak mengandung unsur kebohangan.  Sufyan bin Uyainah, rahimahullah  memberikan penjelasan bahwa bercanda bukanlah aib melainkan sunnah, dengan syarat dilakukan dengan ihsan, bermanfaat dan ditempatkan pada konteks yang tepat.  

Imam Ibnu Hibban rahimahullah menambahkan bahwa bercanda yang terpuji adalah yang tidak mengandung unsur yang dibenci oleh Allah subhanahu wa ta’ala, tidak berdosa, dan tidak memutuskan tali silaturahmi. Sebaliknya, bercanda yang tercela adalah yang mengandung kebohongan, menimbulkan permusuhan, mengurangi kewibawaan, memutuskan persahabatan, dan menimbulkan kebencian.

Dari sisi lain, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sendiri merupakan seseorang yangmemiliki humor yang sehat dan tidak pernah berkata kecuali yang benar, bahkan ketika bercanda. Ini menunjukkan bahwa bercanda dalam Islam bukan hanya tentang membuat orang lain tertawa, tetapi juga tentang menjaga kebenaran dan kebaikan dalam setiap kata yang diucapkan. Pada intinya bercanda tersebut bukan hanya membuat orang tersenyum tetapi juga mengandung perkara-perkara yang bermanfaat seperti nasihat dan ilmu. Pada intinya Islam mengajarkan kita untuk bercanda dengan bijak dan bertanggung jawab. Berikut adalah beberapa panduan tambahan yang dapat membantu kita menjaga keseimbangan saat bercanda:

  • Meluruskan Niat: Bercanda harus dilakukan dengan niat yang baik, yaitu untuk menghilangkan kepenatan dan menyegarkan suasana, bukan untuk menyakiti atau merendahkan orang lain. Selain membuat orang lain tersenyum, akan lebih baik candaan mengandung nilai-nilai nasihat dan ilmu.
  • Menjaga Batas: Bercanda tidak boleh melampaui batas kesopanan dan etika. Hindari bercanda yang dapat menjatuhkan martabat seseorang atau merendahkan wibawa mereka di mata orang lain.
  • Memilih Teman Bercanda: Kenali teman bercanda Anda. Jangan bercanda dengan orang yang tidak menyukai humor atau yang mungkin tersinggung oleh candaan Anda.
  • Situasi yang Tepat: Pilih waktu dan tempat yang tepat untuk bercanda. Hindari bercanda dalam situasi yang serius atau yang memerlukan sikap yang sopan dan hormat.
  • Menghindari Larangan Allah: Saat bercanda, hindari hal-hal yang dilarang oleh Allah, seperti menakut-nakuti, berdusta, melecehkan, atau membuat tuduhan tanpa dasar.
  • Keseimbangan dalam Tawa: Tawa adalah bagian dari bercanda, tetapi terlalu banyak tertawa dapat mengurangi kewibawaan dan seriusnya pesan yang ingin disampaikan.
  • Menghindari Ejekan: Bercanda tidak boleh berisi ejekan atau lelucon yang merendahkan martabat seseorang atau kelompok tertentu.
  • Menghindari Fitnah: Jauhi candaan yang dapat menimbulkan fitnah atau salah paham di antara orang-orang.
  • Kesopanan dan Kelembutan: Bercandalah dengan kesopanan dan kelembutan, sehingga dapat menjadi sumber kebahagiaan dan bukan sumber kesedihan atau kemarahan.
  • Refleksi Diri: Setelah bercanda, luangkan waktu untuk merefleksikan apakah candaan Anda telah sesuai dengan tuntunan Islam dan apakah telah membawa kebahagiaan atau sebaliknya.

Dengan demikian, bercanda dalam Islam harus dilakukan dengan bijak dan bertanggung jawab. Kita harus selalu berusaha untuk bercanda dengan cara yang membangun, yang tidak hanya menyenangkan hati tetapi juga mempererat tali persaudaraan dan keharmonisan sosial. Bercanda yang baik adalah yang membawa senyum tanpa meninggalkan luka, yang menyegarkan tanpa merendahkan, dan yang menghibur tanpa melampaui batas.

kitab Nahwu Wadhih  - Fikar Store            

admin
Admin