My Blog

  • 07-12-2023

Belajar, kembali kepada jalan Allah dan Rasul-Nya untuk kemenangan Dunia dan Akhirat

Arabiya linnasyiin - Sebagaimana yang kita ketahui dan rasakan saat ini, kita, sebagai seorang muslim, umat islam sedang terlanda cobaan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Saudara-saudara kita didzalimi oleh musuh-musuh Allah, agama kita, Tuhan kita dan Rasul-Nya dilecehkan dan di injak-injak oleh musuh-musuh-Nya, terutama, yang kita rasakan saat ini, betapa buruknya perbuatan kaum penjajah kafir kepada saudara-kita di salah satu bagian negeri Syam. Begitu pedihnya, perihnya hati kita, kaum muslimin saat ini saat mendengar saudara-saudara kita yang terdzalimi oleh kaum kafir sedangkan sebagian besar dari kita hanya bisa memberikan bantuan makanan, obat-obatan dan kebutuhan lainnya, tak lepas pula doa dipanjatkan agar saudara-saudara kita disana agar terlepas dan dibebaskan dari penderitaan mereka saat ini, semoga Allah Ta’ala memenangkan agama ini. 

Satu-satunya jalan dalam menggapai kemenangan yang Allah subhanahu wa Ta’ala janjikan ialah kembali kepada jalan Allah dan Rasul-Nya, yaitu kembali dan bersatu di jalan yang satu yang lurus yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, jalan para sahabat Radhiallahuanhu tempuh. Dengan belajar, mengkaji dan menyampaikan ajaran mulia ini kepada seluruh kaum muslimin dengan mengajaknya bersatu kembali kepada ajaran Islam yang murni, yaitu ajaran-ajaran Islam yang ditempuh para sahabat Radhialllahuanhu. 

Tentu saja, semua upaya yang dilakukan oleh kaum muslimin untuk membela saudara-saudara kita harus dilandasi dengan ilmu, yaitu modal utama untuk mencapai  keimanan, tauhid, dan tawakkal. Kemudian, kita harus menyadari bahwa ini adalah modal utama yang harus kita miliki untuk meraih kemenangan, yaitu dengan keimanan, tauhid, dan tawakkal kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala. Modal ini adalah modal yang paling penting, paling utama, dan paling dasar, yang tanpa modal ini, semua upaya yang lain akan sia-sia dan tidak berkah. Modal ini adalah modal yang telah dicontohkan oleh para nabi, para sahabat, dan para mujahidin sepanjang sejarah, yang dengan modal ini, mereka mampu mengalahkan musuh-musuh yang lebih kuat, lebih banyak, dan lebih kaya. Dan bagaimana cara mencapainya, yaitu dengan belajar. Kita lihat kondisi perang pada saat perang Ahdzab, kaum muslimin saat itu dikepung orang kafir yang begitu kuat saat itu, Allah Tabraka wa Ta’ala berfirman:


وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا

Dan tatkala orang-orang mu’min melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (QS. Al Ahzab: 22)

Jadi sudah jelas, keimanan dan ketakwaan sesungguhnya akan membawa kita kepada kemenangan, terutama ketika menghadapi masa-masa sulit saat ini. Dalam sebuah hadist disebutkan:

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَةَ وَ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ  رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَـا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : «اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْـحَسَنَةَ تَمْحُهَا ، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ. وَفِي بَعْضِ النُّسَخِ : حَسَنٌ صَحِيْحٌ

Dari Abu Dzar Jundub bin Junâdah dan Abu Abdirrahman Mu’âdz bin Jabal Radhiyallahu anhuma , dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Betakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah sesama manusia dengan akhlak mulia.” HR. At-Tirmidzi.

Kita lihat kembali sejarah pada tahun ke-3 hijriyah ketika selesai perang Uhud, di surah Ali Imran.

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ ۞ فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللهِ ۗ وَاللهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ }

"(Yaitu) orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, 'Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itulah takutlah kepada mereka.' Ternyata ucapan itu menambah kuat iman mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.' Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Ali Imran: 173-174)

Ketika kaum muslimin dihadapkan dengan musuh yang begitu kuat, bukannya takut malah menambah keimanan mereka, mereka mengucapkan “cukuplah Allah penolong bagi kami”. Ini adalah contoh keimanan yang kita butuhkan saat ini dalam menghadapi masa-masa sulit saat ini. Di surah Al-Furqan ayat 58, Allah Ta’ala menjelaskan:

وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا

"Dan bertawakallah kamu kepada Allah Yang Hidup Kekal, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui segala dosa-dosa hamba-Nya."

Tawakal ini adalah salah satu modal untuk meraih keimanan. Tanpa tawakal tidak mungkin seorang muslim mencapai keimanan yang sebenarnya. Ketika kita berbicara soal Tawakal ini kita teringat firman Allah subanahu wa ta’ala: 

قَالَتْ لَهُمْ رُسُلُهُمْ إِن نَّحْنُ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ وَلَٰكِنَّ ٱللهَ يَمُنُّ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۖ وَمَا كَانَ لَنَآ أَن نَّأْتِيَكُم بِسُلْطَٰنٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللّٰهِ ۚ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ ۞ وَمَا لَنَآ أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللّٰهِ وَقَدْ هَدَىنَا سُبُلَنَا ۚ وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَىٰ مَآ ءَاذَيْتُمُونَا ۚ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ

Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, "Kami hanyalah manusia seperti kamu, tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Tidak pantas bagi kami mendatangkan suatu bukti kepadamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah saja hendaknya orang yang beriman bertawakal. Dan mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah, sedangkan Dia telah menunjukkan jalan kepada kami. Dan kami sungguh akan tetap bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang yang bertawakal berserah diri."(QS. Ibrahim: 11-12)

Dari sini kita lihat bagaimana para utusan Allah (para Rasul) menjelaskan pada umat mereka yang menentang, para utusan Allah menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk tidak bertawakal. Karena Allah maha perkasa dan maha kuasa atas segala sesuatu. 

Dari sejarah para sahabat yang kita pelajari, bagaimana keimanan, ketauhidan, dan ketawakalan dengan ketaqwaan yang dimiliki para sahabat radhiallahuanhu, maka dari itu kita wajib mengikuti jalan mereka agar dapat bersatu dalam keimanan, ketauhidan dan tawakal hanya kepada Allah Ta’ala. Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka Surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. at-Taubah: 100).

Demikian, semoga kita kaum muslimin dapat bersatu dalam satu ajaran yang dijalani para sahabat dan semoga Allah subhanahu wa ta’ala memenangkan agama ini. Buku pelajaran bahasa Arab  

admin
Admin