Kitab Grosir Pesantren – Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada kita. Syukur memiliki tiga pilar utama yang harus ada pada diri setiap muslim jika ingin bersyukur dengan cara yang benar dan sempurna. Dari pilar-pilar itu dapat disimpulkan jenis-jenis syukur ada tiga:
Tiga pilar tersebut adalah perkara-perkara dalam melampiaskan rasa syukur yang benar untuk setiap muslim. Oleh karena itu Allah memerintahkan keluarga nabi Daud untuk beramal sebagai bentuk syukurnya kepada Allah Ta’ala, sebagaimana dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:
يَعْمَلُوْنَ لَهٗ مَا يَشَاۤءُ مِنْ مَّحَارِيْبَ وَتَمَاثِيْلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُوْرٍ رّٰسِيٰتٍۗ اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًا ۗوَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang diinginkan-Nya dari bangunan-bangunan yang Tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur." (QS Saba’ : 13).
Para ulama tafsir menafsirkan firman Allah (Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah)) dengan pengertian lakukanlah pekerjaan kalian sebagai bentuk syukur kepada Allah. Dalam ayat ini Allah menjelaskan dengan kata bekerjalah (اعملوا) dan tidak menyatakan: (Syukurlah) untuk menjelaskan keterkaitan erat antara tiga jenis syukur yaitu syukur dengan perasaan, syukur dengan ucapan dan syukur dengan seluruh anggota tubuh. Selain itu menggunakan nikmat-nikmat yang diberikan Allah tabaraka wa ta’ala dengan sebaik-baiknya diatas jalan-Nya merupakan bentuk rasa syukur. Sebagai contoh seseorang yang diberi kelebihan harta maka dia akan menggunakannya untuk berinfak, bersedekah hingga membangun masjid. Dan contoh selanjutnya ialah ketika seseorang diberi kelebihan ilmu maka dia ajarkan kepada orang lain. Semua perbuatan-perbuatan yang diniatkan dan diikhlaskan hanya kepada Allah ta’ala juga merupakan bagian dari bentuk rasa syukur karena mempergunakan nikmat-nikmat yang diberikan dijalan-Nya.
Syukur kepada Allah dengan sempurna adalah perkara sulit, oleh karena itu Allah tidak memuji hamba-hambaNya dengan syukur dalam al-Qur’an kecuali dua orang saja yaitu Nabi Ibrahim alaihissalam dalam firman Allah:
شَاكِرًا لِّأَنْعُمِهِ ۚ ٱجْتَبَىٰهُ وَهَدَىٰهُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus."(QS An-nahl : 121)
Sedangkan orang kedua adalah nabi Nuh alaihissalam- dalam firman Allah:
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur."(QS Al-Isra’ : 3)
Walaupun syukur itu sukar dilakukan secara sempurna namun kita harus berusaha menyempurnakan rasa syukur kita kepada Allah. Semoga kita semua menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan. Semoga bermanfaat. Kitab Grosir Pesantren – Fikar Store