Kitab tashrif - Dalam kehidupan yang penuh dengan dinamika, kita sering kali terlena oleh gemerlap dunia yang sementara. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam memberikan kita wasiat dan nasihat yang kita butuhkan kepada kita untuk merenungkan hakikat kehidupan akhirat, sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sabdakan,
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا وَلَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا
“Demi Dzat yang dari Muhammad berada di tanganNya, kalaulah kalian mengetahui apa yang aku ketahui, tentu kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawanya.” (HR. Bukhari No. 6.637)
Hadits yang mulia ini mengajarkan kepada kita bahwasanya jika kita benar-benar memahami dahsyatnya hari kiamat, mengerikannya adzab kubur, dan beratnya siksa neraka, tentu kita akan lebih banyak menangis daripada tertawa. Ini adalah ajakan untuk menyadari bahwasanya kehidupan dunia hanyalah sementara, sementara kehidupan akhirat adalah yang hakiki.
Sesungguhnya setiap jiwa pasti akan mengalami kematian,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Dan setiap jiwa pasti akan merasakan kematian itu.” (QS. Ali-Imran[3]: 185)
Setelah kematian, kita akan menghadapi fase kehidupan yang baru di alam kubur, di mana kita akan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang hanya dapat dijawab oleh amal perbuatan kita di dunia. Rasulullah shalallahu alihi wa sallam pernah bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ
"Yang mengikuti mayat itu tiga, dua kembali dan satu akan bersama dia. Yang bersama dia adalah amalannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Amal adalah satu-satunya yang akan menemani kita di alam kubur dan menjadi penentu nasib kita di akhirat. Oleh karena itu, alangkah pentingnya kita fokus pada memperbanyak amal shalih, bukan semata-mata mengejar dunia yang fana. Maka ketahuilah bahwasanya kita akan dipertanyakan tentang bagaimana kita memperlakukan dan memanfaatkan semua yang Allah anugerahkan kepada kita ketika kita hidup didunia.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam juga mengingatkan kita bahwa orang yang di dunia lebih banyak tertawa tanpa mengingat akhirat mungkin akan banyak menangis di akhirat. Sebaliknya, orang yang banyak menangis karena takut kepada Allah dan berusaha menjalankan perintah-Nya, insyaAllah, akan tenang dan bahagia di akhirat nanti.
Maka sesungguhnya sudah seharusnya kita untuk memilih untuk takut kepada Allah di dunia ini agar kita bisa meraih ketenangan dan kebahagiaan di akhirat. Rasa takut ini seharusnya mendorong kita untuk lebih banyak menangis dalam mengingat Allah, merenungi dosa-dosa kita, dan berusaha memperbaiki diri sebelum ajal menjemput.
إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ
“Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras”. (Qs. Al-Buruj: 12)
Sungguh azab Allah sangatlah pedih, janganlah sekali-kali merasa aman dari azab-Nya.
Maka, menangislah dalam merenungi dosa-dosa kita, menangislah dalam ketakutan akan siksa Allah yang amat pedih, dan menangislah dalam harapan mendapatkan rahmat-Nya. Sebab, tangisan yang ikhlas dan penuh ketundukan kepada Allah adalah tanda dari hati yang hidup dan penuh iman. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa menangis karena takut kepada-Nya dan diberi ketenangan serta kebahagiaan di akhirat. Amin.
Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store