Kitab tashrif - Dalam kehidupan ini, seringkali kita dihadapkan pada kesalahan yang kita perbuat, baik yang disadari maupun yang tidak. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullahu Ta’ala mengingatkan kita bahwa setiap anak Adam memiliki dosa yang hanya diketahui oleh Allah. Beliau berkata:
"Wahai anak Adam, sesungguhnya antara engkau dan Allah terdapat kesalahan-kesalahan yang tidak ada yang mengetahuinya selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka hendaknya engkau berlapang dada kepada hamba-hamba-Nya. Jika engkau ingin agar Allah memaafkan dirimu, maka maafkanlah kesalahan hamba-hamba-Nya. Karena sesungguhnya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatan."
(Bada-i’ul Fawaid, jilid 2 hlm. 648)
Nasihat ini mengajarkan bahwa ampunan Allah bergantung pada bagaimana kita memperlakukan orang lain. Jika kita ingin mendapatkan maaf dari Allah, seharusnya kita berusaha untuk memaafkan kesalahan orang lain. Prinsip ini ditegaskan dalam berbagai ayat Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa balasan yang kita terima adalah cerminan dari tindakan kita.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur'an mengenai pentingnya setiap amal, meskipun sekecil apapun:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."
(QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Ayat ini menegaskan bahwasanya setiap amal akan diperhitungkan, baik kebaikan maupun keburukan. Bahkan hal yang tampak sepele tidak akan terlewatkan dari penghitungan Allah. Oleh karena itu, setiap perbuatan baik yang kita lakukan akan menjadi sumber kebaikan di akhirat, dan demikian pula sebaliknya.
Sesungguhnya Allah ta’ala menjanjikan balasan kebaikan untuk orang yang berbuat baik:
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ
"Bagi orang-orang yang berbuat baik memperoleh balasan kebaikan di dunia."
(QS. Az-Zumar: 10)
هَلْ جَزَآءُ ٱلْإِحْسَٰنِ إِلَّا ٱلْإِحْسَٰنُ
"Tidak ada balasan kebaikan, kecuali kebaikan (pula)."
(QS. Ar-Rahman: 60)
Kebaikan kita tidak hanya akan membuahkan balasan yang baik, namun juga mendatangkan rahmat Allah di dunia ini. Seperti yang dicontohkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sikap dermawan dan lapang dada kepada sesama membawa berkah dalam hidup.
Kemudian, saat kita dikecewakan atau dilukai, sifat pemaaf menjadi jalan menuju ampunan Allah. Allah berfirman:
وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. An-Nuur: 22)
Allah azza wa jalla mengingatkan kita bahwasanya jika kita ingin mendapatkan ampunan-Nya, hendaklah kita berusaha untuk berlapang dada dan memaafkan. Kesadaran ini mengajarkan bahwa pemaafan bukan hanya bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga membuka jalan bagi kita untuk menerima ampunan dari Allah.
Sesungguhnya Allah juga mengajarkan kita semua untuk menanggapi keburukan dengan cara yang lebih baik:
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia."
(QS. Fushilat: 34)
Balasan yang terbaik adalah memaafkan dan menanggapi keburukan dengan kebaikan. Hal ini membutuhkan kesabaran, namun Allah menjanjikan bahwa jika kita berbuat demikian, permusuhan akan berubah menjadi persahabatan yang tulus.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ ضَارَّ أَضَرَّ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ شَاقَّ شَقَّ اللَّهُ عَلَيْهِ
"Barangsiapa yang memberikan mudarat kepada orang lain, maka Allah akan memberikan mudarat kepadanya. Barangsiapa yang memberikan kesulitan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberikan kesulitan kepadanya."
(HR. Ahmad no. 15755)
Sabda ini mengajarkan bahwa memberikan kesulitan kepada orang lain hanya akan membawa kesulitan bagi diri sendiri. Dengan demikian, menghindari perbuatan merugikan menjadi pilihan terbaik agar kita pun dijauhkan dari kerugian.
Pentingnya memaafkan dan berlapang dada mengajarkan kita untuk selalu mengingat bahwa setiap amal kita akan dibalas dengan balasan yang serupa. Jika kita ingin mendapatkan maaf dan ampunan dari Allah, maka kita harus siap memaafkan orang lain. Sifat pemaaf dan kebaikan hati akan membawa keberkahan di dunia dan akhirat, serta mendekatkan kita kepada ridha Allah.
"Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?"
Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store