Al-arabiyah linnasyiin - Ujian merupakan pertanda kasih sayang Allah azza wa jalla kapada hamba-Nya. Dan sesungguhnya ujian datang sesuai dengan kadar kualitas keimanan seseorang. Maka yang perlu kita lakukan adalah dengan bersabar, bertawakal dan tetap teguh diatas keimanan dan ketaqwaan.
Dikisahkan oleh Mush’ab bin Sa’id yang seorang tabi’in, dari ayahnya,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً : « الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya ?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa".
(Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185), dan dianggap sahih oleh Syekh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 3402).
Kita diwajibkan untuk bersabar dalam menghadapi ujian, karena balasan bagi orang yang sabar adalah luar biasa. Allah azza wa jalla berfirman,
ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, balasan mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10).
Imam Al Auza’i menyatakan bahwasanya balasan tersebut tidak dapat diukur atau ditimbang. Ibnu Juraij menambahkan bahwa pahala bagi orang sabar tidak terhitung, dan mereka akan mendapatkan lebih dari itu. Artinya, pahala mereka adalah tak terbatas. As Sudi menyebutkan bahwa balasan bagi orang yang sabar adalah surga (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 7/89).
Jadi dapat kita simpulkan bahwasanya balasan bagi orang yang sabar tidak dapat ditimbang maupun diukur dengan akal manusia. Hal ini merupakan rahasia Allah azza wa jalla. Namun yang dapat kita pahami dari penjelasan di atas bahwasanya balasan Alllah jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan. Begitu pula azab-Nya yang sangat pedih.
Oleh karena itu penderitaan, kesusahan dan rasa sakit di dunia tidak sebanding dengan azab Allah jalla jalaluhu. Maka dari itu yang bisa kita lakukan adalah tetap istiqamah dalam ketaqwaan dan ketaatan diatas keimanan yang dibalut dengan kesabaran. Kita memohon agar kita dapat teguh sabar diatas keimanan dan ketaqwaan.
Dengan memahami bahwa ujian adalah bagian dari kehidupan seorang muslim dan merupakan tanda dari kasih sayang dari yang Maha Kuasa, kita dapat menghadapinya dengan hati yang lebih tenang dan pikiran yang lebih terbuka. Semoga kita semua yang mungkin sedang menghadapi ujian dari orang-orang terdekat dapat terus bersabar. Semoga pembahasan ini dapat menjadi penghibur hati dan menambah semangat kita untuk selalu berbuat baik. Aamiin.
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store