My Blog

  • 28-11-2024

Bahagia Dalam Bergaul

Kitab tashrif -  Hidup kita tak terlepas dari pergaulan dengan sesama manusia. Setiap hari, kita berinteraksi, berbagi cerita, bekerja sama, dan menjalin hubungan dengan orang lain. Namun, sudahkah pergaulan kita membawa kebahagiaan sejati? 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan sebuah nasihat yang penuh hikmah tentang kunci kebahagiaan dalam bergaul. Beliau berkata: 

Kebahagiaan dalam bergaul dengan manusia adalah bergaul dengan mereka karena Allah, Engkau berharap keridhaan Allah pada mereka, dan bukan berharap keridhaan mereka saat di jalan Allah, Engkau takut kepada Allah saat bergaul dengan mereka, dan bukan takut kepada mereka saat di jalan Allah.” 
(Majmu’ Fatawa 1/51) 

Bergaul karena Allah berarti menjadikan hubungan kita dengan sesama sebagai sarana untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Kita berharap Allah meridhai hubungan itu, bukan semata-mata mencari pujian atau pengakuan dari manusia. 

Berharap Keridhaan Allah, Bukan Keridhaan Manusia 
Hindarilah bergaul dengan tujuan hanya untuk mencari pengakuan manusia. Sebab, manusia sering kali mengecewakan. Ketika kita bergaul demi Allah, hati kita tidak akan terikat pada pujian atau cemoohan orang lain. Fokus kita adalah menegakkan kebenaran dan menjalankan perintah Allah. 

Allah berfirman: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ 
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” 
(QS. At-Taubah: 119) 

Pilihlah teman yang senantiasa mengajak kita kepada kebenaran, bukan yang hanya mendukung hawa nafsu dan kesalahan kita. 

Takutlah kepada Allah, Bukan kepada Manusia, 
Bergaul dengan manusia kadang membuat kita takut kehilangan hubungan baik atau merasa tidak nyaman jika berbeda pendapat. Namun, rasa takut yang benar adalah takut kepada Allah. Jangan sampai rasa takut kepada manusia membuat kita melanggar perintah Allah atau mengabaikan kebenaran. 

Janganlah menjalin Pergaulan yang Tidak Dilandasi Ketaatan kepada Allah  azza wa jalla,  

Allah Ta’ala memperingatkan kita tentang akibat buruk dari pergaulan yang salah. Di hari kiamat, orang yang bergaul bukan karena Allah akan menyesali hubungan mereka: 

يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيْلًا (٢٨) 
Wahai, celaka aku..! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku 
(QS. Al-Furqan: 28) 

لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ اِذْ جَاۤءَنِيْۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِلْاِنْسَانِ خَذُوْلًا (٢٩) 
Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.” 
(QS. Al-Furqan: 29) 

Pergaulan yang tidak didasarkan pada ketaatan kepada Allah hanya akan membawa penyesalan. Teman yang menyesatkan adalah perantara setan untuk menjauhkan kita dari kebenaran. 

Ciri Pergaulan yang Diridhai Allah 

Mengajak kepada kebaikan 

Teman sejati adalah mereka yang mengingatkan kita ketika salah, menegur dengan hikmah, dan mendorong kita untuk terus memperbaiki diri. 

Meninggalkan teman yang membawa kepada dosa 

Jika seseorang mendorong kita kepada kemaksiatan atau menghalangi kita dari jalan Allah, maka jauhilah mereka. 

Bersama orang-orang yang jujur dan bertakwa 

Allah memerintahkan kita untuk memilih teman yang senantiasa jujur dan bertakwa. Kejujuran mereka akan menjaga kita dari keburukan, dan ketakwaan mereka akan membawa keberkahan dalam hubungan. 

Maka jadikanlah setiap hubungan yang kita miliki sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jangan biarkan pergaulan menjadi penyebab penyesalan kita di akhirat. Pilihlah teman yang membawa kita kepada kebaikan, dan jadilah teman yang selalu mengingatkan pada kebenaran. 

Semoga Allah memberikan kepada kita teman-teman yang shalih, dan menjadikan kita juga sebagai teman yang baik bagi orang lain. Aamiin. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store 

 

admin
Admin