Nahwu Wadhih - Salah satu hal yang perlu diperbaiki dalam sifat manusia adalah kebiasaan hanya mengingat Allah saat berada dalam kesulitan, sementara ketika dalam keadaan senang, malah cenderung lupa dan lalai terhadap-Nya. Seorang muslim seharusnya mengingat Allah dalam segala kondisi, baik susah maupun senang. Terlebih lagi, ketika berdoa, hendaknya memperbanyak doa saat dalam keadaan lapang agar Allah lebih cepat mengabulkannya.
Padahal Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ
"Barangsiapa yang ingin doanya dikabulkan oleh Allah ketika dalam kesulitan dan penderitaan, maka hendaknya ia memperbanyak doa ketika dalam keadaan lapang." (HR. Tirmidzi, Shahihul Jami’ no. 6290)
Seorang mukmin seharusnya tidak menjadikan Allah sebagai pilihan terakhir saat dalam kebahagiaan, melainkan menjadi pilihan utama ketika dalam kesedihan dan kesulitan. Analoginya, kita tentu tidak mau jika keluarga atau saudara hanya datang saat membutuhkan bantuan saja, tanpa pernah menyambung silaturahmi di waktu lainnya. Oleh karena itu seorang muslim yang beriman seharusnya senantiasa mengingat Tuhannya dikala lapang maupun sempit, menjalankan amalan wajib dan tidak lupa pula dengan amalan yang sunnah.
Kemudian mari kita renungi bagaimana Allah azza wa jalla menolong Nabi Yunus alaihissalam ketika dalam kesulitan saat berada di dalam perut ikan, dalam kegelapan, dan di tengah lautan yang ganas. Allah menolong Nabi Yunus karena beliau sering mengingat Allah di waktu lapang. Allah Ta’ala berfirman:
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ – لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Maka kalau sekiranya dia (sebelumnya) tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit (kiamat).” (QS. Ash Shaaffaat: 143-144).
Jadi salah satu jalan untuk selalu mengingat Allah adalah dengan memperbanyak doa, Allah azza wa jalla mengabulkan Doa kita dengan tiga cara:
Dikabulkan saat masih hidup
Disimpan sebagai kebaikan untuk akhirat
Dijauhkan dari keburukan (misalnya, jika dia berdoa untuk menjadi kaya, Allah tahu ia akan sombong dan binasa)
Maka kita bisa simpulkan bahwasanya tidak akan merugi dengan memperbanyak doa. Dari Abu Sa’id radhiallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ «اللَّهُ أَكْثَرُ»
Tidak ada seorangpun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak ada dosa di dalamnya dan memutuskan silaturrahim, melainkan Allah akan mengabulkan salah satu dari tiga perkara: baik dengan disegerakan baginya (pengabulan doanya) di dunia atau, dengan disimpan baginya (pengabulan doanya) di akhirat atau, dengan dijauhkan dari keburukan semisalnya. Para shahabat berkata, Wahai Rasulullah, kalau begitu kami akan memperbanyak doa? Rasulullah menjawab, Allah lebih banyak (pengabulan doanya).” (HR. Ahmad)
Semoga Allah menjadikan kita senantiasa memperbanyak doa dan mengingat Allah dalam segala kondisi. Semoga doa yang kita panjatkan dikabulkan. Dan semoga bermanfaat. Amiin
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store