Grosir kitab Arab online – Songkok adalah penutup kepala yang resmi dikenakan saat mengikuti upacara keagamaan, sholat jumat, upacara pernikahan dan mengucapkan selamat hari raya idul fitri dan idul adha. Sedangkan Songkok digunakan di wilayah Melayu untuk menghadiri pertemuan-pertemuan tertentu. Konon sejak dahulu songkok dikenal karena tampilannya yang lebih rapi dan elegan, cocok untuk acara seperti pernikahan, pindahan rumah, wisuda, dan lain sebagainya. Penutup kepala atau songkok Islam tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi ada proses historis yang ada di baliknya.
Kopiah, peci atau songkok, merupakan tiga kata yang sama maknanya, yaitu penutup kepala tradisional yang dipakai oleh masyarakat Melayu, Indonesia, filipina dan Brunei khususnya pria muslim. Di dunia, termasuk Indonesia, peci merupakan identitas umat Islam. Topi ini terbuat dari kain yang dibentuk runcing di kedua sisinya. Sedangkan orang-orang di belahan dunia lain, seperti Eropa dan Amerika, menyebut kopiah, peci atau songkok sebagai nama taqiyat, Kufi, songkok, topi fez, dan lainnya. Namun saat ini kopiah atau songkok dan peci sudah menjadi bagian dari identitas khas dari melayu dan di Indonesia, peci juga dikaitkan dengan gerakan nasionalis. Toko kitab online
Meskipun terkesan dan fungsinya sama, yaitu sebagai penutup kepala tradisional yang dikenakan laki-laki muslim kopiah, peci dan songkok memiliki sejarah penamaan yang berbeda. Semisal peci, kata peci berasal dari bahasa Belanda yaitu gabungan dari kata pet dan je yang kemudian menjadi petje dan kemudian menjadi kata Peci. Sedangkan Kopiah merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jawa yang diadospi dari bahasa Arab Kufiyah atau Kaffiye, dan tokoh yang mempopulerkan Kaffiye ini adalah Yasser Arafat, warga Palestina yang dikenal sebagai seorang pejuang. Toko kitab online
Dan sedangkan Songkok dikenal dalam bahasa Inggris sebagai "Skullcap" atau topi tengkorak, dikarenakan bentuknya setengah bulat menutupi ubun-ubun, topi tengkorak atau songkok ini juga sering dipakai oleh masyarakat Timur Tengah. Di wilayah Melayu bekas jajahan Inggris, istilah "peci" juga mengalami perubahan dari bunyi skol-kep menjadi "song-kep" dan akhirnya menjadi "song-kok". Istilah "Songkok" cukup populer di negara kita pada era Soekarno, namun saat ini sepertinya sudah jarang diucapkan. Berbeda dengan Malaysia dan Brunei, kata "songkok" masih sangat umum dalam percakapan sehari-hari.
Dalam catatan sejarah, presiden pertama RI, ir. Soekarno bukanlah satu-satunya tokoh intelektual yang memperkenalkan peci. Ketika tiga serangkai Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara diundang dalam pertemuan Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP) pada tahun 1913, mereka semua memakai pentup kepala yang menjadi identitas khasnya. Sebagai tokoh nasionalis, Bung Karno berhasil mempopulerkan citra peci atau kopiah sebagai identitas bangsa. Sekarang peci atau kopiah digunakan pada acara-acara resmi kenegaraan. Kopiah saat ini bukan hanya identitas pria muslim saja tapi dipakai dalam acara-acara formal. Grosir kitab arab online
Sumber:
langit7.id/read/15816/1/asalusul-kopiah-di-indonesia-terinspirasi-fez-ottoman