My Blog

  • 29-04-2025

Antara Musibah, Taubat, dan Doa

Arabiyah linnasyiin -  Musibah adalah bagian dari ketetapan Allah Ta’ala dalam kehidupan manusia. Ia tidak pernah datang secara sia-sia. Terkadang ia adalah ujian untuk mengangkat derajat seorang hamba, dan di waktu lain bisa menjadi bentuk teguran karena dosa-dosa yang telah dilakukan. 

Syaikh Shalih bin Fauzan Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan: 

"Apabila seseorang diuji dan tertimpa suatu musibah, apa yang bisa menghilangkan musibah tersebut..? Bagaimana cara seseorang bersandar kepada Allah 'azza wa jalla ketika diuji dengan penyakit-penyakit ini..? Maka jawabannya adalah: dengan doa. Allah akan menghilangkan musibah itu dari dirinya dengan doa. Dia berdoa kepada Allah agar menghilangkan musibah yang menimpanya dan meringankannya. Allah Mahadekat dan Maha Mengabulkan doa. Yang kedua, apabila musibah atau bencana ini menimpanya karena dosa, dia seharusnya bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa tersebut dan dari dosa yang menyebabkan dia tertimpa hukuman itu." 

Dari nasihat beliau ini, kita bisa mengambil tiga pelajaran penting saat menghadapi musibah: 

1. Menghadapinya dengan Doa 

Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk berdoa, dan menjanjikan bahwa Allah akan mengabulkan. Bahkan dalam Al-Qur’an Allah menegaskan bahwa Allah dekat dan menjawab permintaan hamba-Nya: 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ 
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku." 
(QS. Al-Baqarah: 186) 

Seorang mukmin tidak pernah kehilangan senjata terkuatnya, yaitu doa. Doa adalah penghubung antara hati yang lemah dengan Rabb Yang Mahakuasa. Maka saat musibah menimpa, jangan diam. Angkat tangan dan panjatkan doa dengan hati yang penuh harap dan keyakinan. 

2. Menggali Hati dan Bertobat 

Terkadang musibah datang sebagai bentuk hukuman dari dosa yang dilakukan. Maka musibah adalah peringatan, agar seorang hamba segera kembali kepada Allah. 

Allah berfirman: 

وَمَآ أَصَـٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍۢ 
"Dan apa saja musibah yang menimpa kalian, maka itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan banyak (kesalahan)." 
(QS. Asy-Syura: 30) 

Syaikh Al-Fauzan mengingatkan bahwa apabila musibah adalah akibat dosa, maka tobat adalah solusinya. Tobat bukan hanya sekadar lisan, tapi harus diiringi penyesalan yang tulus, meninggalkan dosa, dan niat untuk tidak mengulanginya. 

3. Berbaik Sangka kepada Allah 

Hati seorang mukmin tidak boleh berburuk sangka kepada Allah dalam setiap musibah. Justru ia harus melihat semua ketentuan dari sisi rahmat, bukan murka. Bisa jadi musibah tersebut adalah jalan untuk memperbaiki diri dan lebih dekat kepada Allah. Bahkan bisa menjadi sebab penghapus dosa-dosanya. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حَزَنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ 
“Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, penyakit, kegelisahan, kesedihan, gangguan, dan kesusahan, bahkan duri yang menusuknya sekalipun, melainkan Allah akan menghapus sebagian dari dosa-dosanya.” 
(HR. Bukhari no. 5641 dan Muslim no. 2573) 

Musibah bisa menjadi jalan kemuliaan jika disikapi dengan benar. Maka saat musibah datang, jangan panik. Hadapilah dengan: 

Doa yang sungguh-sungguh, 

Taubat yang tulus, 

Dan husnuzhan kepada Allah. 

Sesungguhnya Allah tidak menurunkan musibah untuk menghancurkan hamba-Nya, tetapi untuk mendekatkannya kepada rahmat dan ampunan-Nya. 

Wallahu a’lam. 

Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store        

admin
Admin