Nahwu Wadhih - Dalam kehidupan ini, manusia sering kali disibukkan dengan berbagai urusan, terutama dalam mencari rezeki dan menghadapi ketakutan akan kematian. Namun, kita perlu menyadari bahwa baik kematian maupun rezeki adalah dua hal yang telah ditetapkan oleh Allah dan pasti akan datang kepada kita, tidak peduli seberapa besar usaha kita untuk menghindarinya atau mengejarnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الرِّزْقَ لَيَطْلُبُ الْعَبْدَ كَمَا يَطْلُبُهُ أَجَلُهُ
Sesungguhnya rizki akan mengejar seorang hamba seperti ajal mengejarnya.. (Hasan, HR Ibnu Hibban: 1087, Ash-Shahihah: 952)
Rezeki telah ditetapkan oleh Allah dan tidak akan meleset. Bahkan jika seseorang mencoba menghindar dari rezekinya, hal tersebut sia-sia, karena pada akhirnya rezeki itu akan datang kepadanya sebagaimana ajal yang tidak bisa dihindari.
Sering kali manusia terjebak dalam kelelahan mengejar rezeki hingga melupakan hal yang lebih penting, yaitu persiapan untuk menghadapi kematian. Padahal, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا
Sesungguhnya seseorang tidak akan wafat hingga ia tuntas memperoleh seluruh ketetapan rizkinya.. (Shahih, HR Ibnu Majah: 2/724)
Ketahuilah bahwasanya tidak ada satu pun jiwa yang akan meninggal dunia sebelum seluruh rezekinya habis diberikan. Jadi, tidak perlu kita memaksa diri dengan usaha yang berlebihan hingga melupakan urusan akhirat. Baik dengan cara halal atau haram, rezeki itu pasti akan datang kepada kita.
Hadist yang disampaikan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144)
Rezeki telah ditetapkan, kita tetap diwajibkan untuk menjemputnya dengan cara yang halal dan bertakwa kepada Allah. Jangan sampai kekhawatiran akan tertundanya rezeki membuat kita tergelincir pada cara-cara yang haram. Karena dalam mengejar rezeki, yang terpenting bukan hanya hasilnya, tetapi bagaimana cara kita mendapatkannya.
Allah telah menjamin rezeki kita, namun tetap diingatkan agar tidak mencari rezeki dengan bermaksiat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Sebuah hadist yang disampaikan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ
“Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166. Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866).
Dalam hadits ini, kita diingatkan bahwa rezeki hanya dapat diperoleh dengan ketaatan kepada Allah. Bermaksiat demi mencari rezeki adalah tindakan yang keliru, karena itu bukanlah jalan yang diridhai oleh Allah.
Sebagai hamba Allah, kita harus pandai dalam menyeimbangkan antara usaha mencari rezeki dan persiapan menghadapi kematian. Sering kali kita lebih fokus pada urusan duniawi, sementara bekal untuk kehidupan akhirat terabaikan. Padahal, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
Sebagai hamba Allah, kita harus pandai dalam menyeimbangkan antara usaha mencari rezeki dan persiapan menghadapi kematian. Sering kali kita lebih fokus pada urusan duniawi, sementara bekal untuk kehidupan akhirat terabaikan. Padahal, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
«لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ فَرَّ مِنْ رِزْقِهِ كَمَا يَفِرُّ مِنَ الْمَوْتِ لَأَدْرَكَهُ رِزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ الْمَوْتُ [حلية الأولياء 7/90، وصححه الألباني كما في السلسلة الصحيحة برقم 752]
Seandainya manusia berlari menjauh dari rizkinya sama seperti dirinya menjauhi berlari menjauhi keamtian maka dia pasti medapatkan rizkinya sebgaimana ajal menjemputnya. (Hilyatul Auliya’: 7/90. Asilsilah As-Shahihah: 1/672 no: 752)
Sebagaimana maut tak dapat dihindari, rezeki pun tak mungkin dihindari. Oleh karena itu, jangan terlalu khawatir tentang bagaimana rezeki akan datang, karena yang lebih penting adalah bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.
Kita tidak perlu terlalu khawatir akan rezeki yang belum datang, karena Allah telah menetapkannya dengan pasti. Apa yang perlu kita fokuskan adalah cara mendapatkan rezeki tersebut, yaitu dengan cara yang halal dan penuh ketakwaan. Ingatlah bahwa rezeki tidak akan pernah tertukar dan tidak akan meleset dari apa yang telah Allah tetapkan. Sebaliknya, persiapkanlah bekal akhirat dengan baik, karena kematian pasti datang dan menjemput setiap jiwa.
Mari kita jaga ketakwaan kita kepada Allah dalam setiap langkah hidup ini, baik dalam mencari rezeki maupun mempersiapkan bekal menuju akhirat. Sesungguhnya, yang terbaik di sisi Allah adalah hamba yang menjaga iman dan takwa, dalam keadaan apa pun. Semoga Allah selalu memudahkan jalan kita menuju rezeki yang halal dan memberkahi kehidupan kita hingga akhir hayat. Aamiin.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store