My Blog

  • 09-12-2024

Amanah!

Nahwu Wadhih -  Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an: 

إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلۡأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُوا۟ بِٱلۡعَدۡلِۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرٗا  

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." 

(QS. An-Nisaa: 58) 

Ayat ini mengandung perintah yang sangat tegas dari Allah azza wa jalla. Allah tidak hanya sekadar memberi nasihat, tetapi memberi perintah langsung untuk menunaikan amanah kepada yang berhak. Hal ini menunjukkan betapa besar dan beratnya tanggung jawab amanah yang kita emban. 

Amanah memiliki makna yang sangat luas dalam kehidupan kita. Amanah bukan hanya sekadar titipan benda atau harta, tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa jenis amanah yang sering kita temui: 

1. Amanah dalam Ibadah 

Setiap ibadah yang Allah perintahkan adalah bentuk amanah yang harus kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Shalat, zakat, puasa, dan haji adalah kewajiban yang harus ditunaikan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. 

2. Amanah Harta 

Harta yang dititipkan kepada kita, baik berupa pinjaman, sewaan, atau simpanan, adalah amanah yang harus dijaga. Sebagaimana disebutkan: 

{ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلۡأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا } 
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya." 
(QS. An-Nisaa: 58) 

Contoh sederhana adalah ketika seseorang menyewa rumah atau meminjam barang. Ia wajib mengembalikan dalam kondisi baik, seperti saat pertama kali diterima. Jangan sampai amanah itu dikhianati dengan merusak atau mengabaikan kewajiban kita untuk merawatnya. 

3. Amanah dalam Kekuasaan 

Jabatan dan kekuasaan adalah amanah besar. Baik itu sebagai presiden, gubernur, kepala desa, atau pemimpin keluarga, semua itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Rasulullah ﷺ bersabda: 

إِنَّا لَا نُوَلِّي هَذَا الْعَمَلَ مَنْ سَأَلَهُ وَلَا مَنْ حَرَصَ عَلَيْهِ 
"Kami tidak akan memberikan jabatan ini kepada orang yang memintanya atau yang berambisi untuk mendapatkannya." 
(HR. Bukhari no. 7149 dan Muslim no. 1733) 

Pemimpin yang amanah adalah mereka yang menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, bukan sekadar mencari keuntungan duniawi. Mereka sadar bahwa amanah ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat. 

Kemudian, Mengkhianati amanah adalah salah satu tanda kemunafikan. Rasulullah ﷺ bersabda: 

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ 
"Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanah ia berkhianat." 
(HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59) 

Orang yang berkhianat dalam amanah, baik dalam urusan harta, jabatan, atau rahasia, telah melakukan dosa besar yang akan mengakibatkan penyesalan di dunia dan akhirat. 

Contoh Sederhana Menjaga Amanah 

Amanah dalam Pinjaman: Jika meminjam barang, kembalikan dalam kondisi baik. 

Amanah dalam Sewa: Jika menyewa rumah atau mobil, jaga dan rawat dengan baik. 

Amanah dalam Rahasia: Jika diberi kepercayaan menyimpan rahasia, jangan membocorkannya. 

Semua ini adalah contoh kecil dari amanah yang kita hadapi sehari-hari. Jika kita gagal dalam amanah ini, kita telah berkhianat terhadap perintah Allah azza wa jalla. 

Dengan demikian, amanah adalah ujian keimanan dan integritas kita. Menjaga amanah adalah bukti ketakwaan kepada Allah dan bukti kejujuran diri. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

{ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلۡأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا } 
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya." 
(QS. An-Nisaa: 58) 

Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba yang amanah, menjaga setiap titipan dan kepercayaan, serta menjauhi sifat khianat. Karena pada akhirnya, setiap amanah akan kita pertanggungjawabkan di hadapan-Nya. 

وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ 
"Dan Allah-lah yang memberi taufik." 

Kitab Nahwu Wadhih  - Fikar Store      

admin
Admin