Arabiyah linnasyiin - Dalam kehidupan spiritual seorang Muslim, amalan hati sering kali terlupakan. Padahal, amalan ini merupakan salah satu sumber pahala yang besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amalan hati adalah praktik keimanan yang dilakukan dengan kesadaran penuh dan ketulusan, tanpa perlu tindakan fisik.
Bulan Ramadhan, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kita kesempatan emas untuk menghidupkan kembali amalan-amalan hati ini. Di bulan yang penuh berkah ini, amalan hati tidak hanya menjadi pelengkap ibadah puasa, tetapi juga menjadi penguat niat dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah lainnya.
Salah satu contoh amalan hati yang sering dikaitkan dengan bulan Ramadhan adalah niat. Niat merupakan pondasi dari segala ibadah, termasuk puasa. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memberikan contoh bahwa niat puasa harus dilakukan dengan tulus karena Allah. Niat merupakan salah satu amalan hati yang sangat penting, terutama dalam ibadah puasa. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan contoh bahwa niat puasa harus dilakukan setiap malam, menegaskan bahwa setiap hari di bulan Ramadhan adalah ibadah yang mandiri.
Para ulama berbeda pendapat mengenai frekuensi niat dalam Ramadhan. Sebagian berpendapat cukup sekali di awal bulan, namun pendapat yang lebih kuat menekankan pentingnya berniat setiap malam. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa setiap hari puasa merupakan ibadah yang mandiri. Jika seseorang batal puasa pada hari tertentu, hanya puasa di hari itu yang batal, sedangkan puasa di hari-hari lainnya tetap sah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang disampaikan dari Hafshoh ummul mukminin:
عَنْ حَفْصَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: مَنْ لَمْ يُجْمِعْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ
Dari Hafshoh ummul mukminin bahwasanya rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang tidak meniatkan puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya” (HR.Abu Dawud, Nasai, Tirmidzi, Ahmad)
Kegembiraan menyambut bulan Ramadhan juga merupakan amalan hati. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sendiri memberikan kabar gembira kepada para sahabat dengan kedatangan bulan yang penuh berkah ini kemudian para sahabat menyambutnya dengan kegembiraan hati. Ini menunjukkan bahwa kegembiraan tersebut memiliki nilai ibadah.
Kemudian rasa takut kepada Allah ta’ala. Ketika kita yakin dan menyadari bahwasanya Allah maha melihat dan Allah maha pedih siksaannya, kemudian hal tersebut mendorong kita untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang Allah dan rasulnya tidak sukai, seperti kemaksiatan secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, berdustah, menebar fitnah dan segala hal yang membatalkan puasa dan menjerumuskan kita dalam perbuatan dosa, maka ini termasuk amalan hati. Karena rasa takut yang seperti ini juga termasuk amalan hati.
Amalan hati adalah praktik yang telah dilakukan oleh orang-orang saleh sejak dahulu kala. Ini adalah amalan yang tidak hanya memperkaya rohani, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah seseorang.
Di bulan Ramadhan, kita diberikan kesempatan untuk memperbanyak amalan hati. Kita harus mengambil waktu untuk merenung dan mempelajari lebih lanjut tentang amalan hati yang dapat kita praktikkan, sehingga kita dapat memaksimalkan pahala yang kita peroleh selama bulan yang suci ini.
Semoga artikel ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak mengabaikan amalan hati, terutama di bulan Ramadhan. Mari kita perbanyak amalan hati dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima segala ibadah kita. Amin.
Kitab Arabiyah linnasyiin – Fikar store