My Blog

  • 05-09-2023

Amal Jariyah: Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir Setelah Kematian

 

Arabiyah Linnasyiin  –   Amal jariyah adalah amalan yang pahalanya terus mengalir meskipun pelakunya sudah meninggal dunia. Amal jariyah merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan bekal di akhirat, sebab pahala amal jariyah tidak akan terputus selama manfaatnya masih ada. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:

Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Dan dalam sebuah hadis dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,yanga artinya:

“Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf al-Quran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat.” (HR. al-Bazzar dalam Musnadnya 7289, al-Baihaqi dalam Syuabul Iman 3449, dan yang lainnya. Al-Albani menilai hadis ini hasan).

Ada banyak jenis amal jariyah yang bisa kita lakukan, baik yang bersifat materi maupun non-materi. Berikut ini adalah beberapa contoh amal jariyah yang bisa kita praktikkan:

  • Membangun masjid, madrasah, panti asuhan, rumah sakit, atau fasilitas umum lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan demikian, kita akan mendapatkan pahala setiap kali ada orang yang menggunakan fasilitas tersebut untuk beribadah, belajar, atau mendapatkan kesehatan. Selain itu, kita juga akan mendapatkan pahala dari orang-orang yang sholat, mengaji, bersedekah, atau berbuat kebaikan di tempat tersebut.
  • Membuat aliran air, sumur atau sumber air yang manfaatnya dapat digunakan oleh banyak orang. Kebaikan dari hal tersebut akan terus berlanjut selama air tersebut masih dapat diambil manfaatnya.
  • Menyebarkan ilmu yang bermanfaat, misalnya dengan menulis buku, artikel, blog, atau media sosial yang mengandung kebaikan dan kebenaran. Atau dengan mengajar, memberi ceramah, atau mengadakan kajian yang bisa menambah wawasan dan keimanan orang lain. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu yang bermanfaat juga adalah ilmu yang dapat menjaga kita dari kesesatan dan kesyirikan.
  • Menanam pohon, bunga, atau tanaman lainnya yang bisa memberi manfaat bagi makhluk hidup. Misalnya dengan memberi naungan, oksigen, buah, atau obat. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:

“Tidak seorang muslim pun yang menanam tanaman atau menabur benih lalu dimakan oleh burung atau manusia atau binatang melainkan ia mendapat pahala sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menanam pohon juga merupakan salah satu bentuk menjaga lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Dengan menanam pohon, kita juga bisa mencegah erosi tanah, banjir, dan pemanasan global.

  • Memberi sumbangan atau donasi untuk kegiatan sosial, kemanusiaan, dakwah, atau jihad fi sabilillah. Misalnya dengan membantu fakir miskin, yatim piatu, janda, kaum dhuafa, korban bencana, atau pejuang Islam. Memberi sumbangan atau donasi juga merupakan salah satu bentuk zakat maupun infak yang wajib kita tunaikan sebagai umat Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Dan apa saja harta yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)

  • Mewakafkan harta benda atau properti yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Misalnya dengan mewakafkan tanah, rumah, kendaraan, peralatan, atau barang-barang lainnya yang bisa digunakan untuk kepentingan umum. Mewakafkan harta benda atau properti juga merupakan salah satu bentuk ibadah dan sedekah yang sangat mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:

“Barangsiapa yang mewakafkan sesuatu untuk Allah maka ia telah memegang pangkal urusan.” (HR. Ahmad)

  • Membesarkan dan mendidik anak-anak menjadi sholeh dan sholehah yang taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Dengan demikian, kita akan mendapatkan pahala setiap kali anak-anak kita berbuat kebaikan dan mendoakan kita. Anak-anak yang sholeh dan sholehah juga merupakan salah satu penyejuk mata dan hati bagi orang tua di dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucunya mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikit pun dari amal-amal mereka. Tiap-tiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. At-Tur: 21)

Semua amal jariyah di atas bisa menjadi sarana untuk kita mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meraih ridha-Nya. Selain itu, amal jariyah juga bisa menjadi penolong kita di hari kiamat nanti. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:

Barangsiapa yang membangun masjid karena mengharap wajah Allah maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sudah saatnya kita menginvestasikan semua amal shalih kita, meraih pahala jariyah yang manfaatnya akan kita petik kelak pada hari yang ditentukan kelak. Oleh karena itu, marilah kita bersemangat untuk melakukan amal jariyah sebanyak-banyaknya selagi kita masih diberi kesempatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amalan kita dan menjadikannya sebagai amalan yang pahalanya terus mengalir hingga akhirat. Aamiin. Arabiyah linnasyiin

 

admin
Admin