My Blog

  • 10-12-2024

Akhlak Terpuji yang Dicintai Allah

Nahwu Wadhih -   Akhlak yang baik adalah salah satu perhiasan yang paling mulia bagi seorang mukmin. Islam sangat menekankan pentingnya berakhlak terpuji karena akhlak yang baik adalah cerminan dari kesempurnaan iman seseorang. Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Salah satu hadis yang menggambarkan keutamaan akhlak terpuji adalah hadis dari Al-Asyaj Abd Al-Qais radhiyallahu ‘anhu: 

إنَّ فيك خصلتين يحبُّهما الله: الحِلْمُ والأناةُ 
"Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai Allah yaitu al-hilm (mengendalikan diri ketika marah) dan al-anah (tidak tergesa-gesa)." 

Al-Asyaj bertanya: 
يا رسولَ اللهِ أهما خُلُقانِ تخلَّقتُ بهما أم جبَلني اللهُ عليهما؟ 
"Wahai Rasulullah, apakah dua perangai itu karena aku yang berakhlak dengannya ataukah Allah yang telah menjadikannya sebagai tabiat?" 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: 
بلِ اللهُ جبَلَكَ عليهما 
"Allah yang menjadikannya bagimu sebagai tabiat." 

Kemudian Al-Asyaj berkata: 
الحمدُ للهِ الذي جبَلني على خُلُقَيْنِ يحبُّهما اللهُ ورسولُه 
"Segala puji bagi Allah yang telah mengkaruniakan kepadaku dua perangai yang dicintai Allah dan Rasul-Nya." 

(HR. Abu Dawud no. 5225) 

Dua Akhlak yang Dicintai Allah: 

1. Al-Hilm (Mengendalikan Diri Ketika Marah) 

Al-hilm adalah kemampuan untuk menahan amarah dan tidak terburu-buru dalam merespons situasi yang memancing emosi. Seseorang yang memiliki sifat al-hilm adalah orang yang mampu menjaga ketenangannya ketika menghadapi provokasi atau perlakuan yang tidak menyenangkan. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang-orang yang mampu mengendalikan amarah: 

وَٱلۡكَـٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ 

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan." 
(QS. Ali ‘Imran: 134) 

2. Al-Anah (Tidak Tergesa-gesa) 

Al-anah adalah sifat tenang dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan atau bertindak. Orang yang memiliki sifat al-anah adalah orang yang bijaksana, mempertimbangkan segala sesuatunya dengan baik, dan tidak mudah terpengaruh oleh emosi atau tekanan. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ 
 
Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (HR.Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan) 

Para ulama menjelaskan bahwa akhlak terpuji dapat berasal dari dua sumber: 

- Tabiat Asli: Ada orang yang secara fitrah telah dikaruniai akhlak mulia, seperti sifat penyabar, pemaaf, atau tenang. Ini adalah karunia besar dari Allah yang patut disyukuri, sebagaimana yang dialami oleh Al-Asyaj Abd Al-Qais dalam hadis di atas. 

- Usaha dan Latihan: Bagi yang belum memiliki akhlak tersebut secara alami, mereka tetap dapat meraihnya dengan usaha, latihan, dan doa. 

Dengan usaha yang sungguh-sungguh dan niat yang ikhlas, seseorang bisa memperbaiki akhlaknya dan menjadi pribadi yang lebih baik di mata Allah dan manusia. 

Betapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam begitu menekankan pentingnya akhlak mulia dalam kehidupan diri-diri setiap muslim. Beliau bersabda: 

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا 
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat denganku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya." 
(HR. Tirmidzi, dinilai hasan oleh Al-Albani) 

Maka jadikan agar diri kita agar selalu berusaha untuk memiliki akhlak yang terpuji seperti sifat al-hilm dan al-anah. Baik itu berasal dari tabiat alami atau hasil usaha, keduanya sangat dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Dengan berakhlak mulia, kita tidak hanya mendapatkan kemuliaan di dunia, tetapi juga kebahagiaan di akhirat. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita untuk senantiasa menjaga dan memperbaiki akhlak kita. 

Kitab Nahwu Wadhih  - Fikar Store 

admin
Admin