Nahwu Wadhih - Tauhid, atau keyakinan bahwasanya hanya Allah satu-satunya yang berhak disembah, merupakan fondasi utama dalam ajaran Islam. Mengajarkan tauhid kepada anak sejak dini adalah salah satu tugas terpenting dan kewajiban bagi setiap orang tua Muslim. Hal ini bukan hanya menjadi kewajiban, tetapi juga sebagai bentuk kasih sayang yang tulus untuk mempersiapkan anak-anak kita menghadapi kehidupan dunia dan akhirat dengan fondasi iman yang kokoh. Para nabi pun mengajarkan tauhid pada anak-anaknya sejak usia dini,
Allah subhanahu wa ta'ala mengisahkan dalam Al-Qur’an bagaimana Nabi Ibrahim dan Nabi Ya'qub menanamkan tauhid kepada anak-anak mereka,
ووَصَّى بِهَا إبْرَاهِيمُ بَنِيهِ ويَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُّسْلِمُونَ" (البقرة: 132)
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (QS. Al Baqarah: 132).
Kisah ini menunjukkan bahwasanya betapa pentingnya mewariskan keyakinan yang benar kepada generasi berikutnya. Para Nabi, yang merupakan manusia pilihan Allah, selalu memastikan bahwa anak-anak mereka memahami dan mengamalkan tauhid dalam kehidupan mereka.
Dalam surah Luqman, Allah subhanahu wa ta'ala juga mengabadikan nasihat Luqman al-Hakim kepada anaknya,
َا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Wahai anakku, jangan berbuat syirik kepada Allah. Karena kesyirikan adalah kezaliman yang paling besar” (QS. Luqman: 13).
Luqman, dengan penuh kasih sayang, mengingatkan anaknya bahwa syirik atau menyekutukan Allah adalah dosa terbesar. Ini adalah pelajaran penting yang harus diajarkan kepada anak-anak kita, agar mereka memahami betapa besar bahaya syirik dan pentingnya menjaga keimanan yang murni hanya kepada Allah.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang merupakan suri tauladan utama bagi kita semua, umat Islam, juga mengajarkan tauhid kepada anak-anak sejak usia dini. Salah satu contoh yang dapat kita ambil adalah ketika beliau memberikan nasihat kepada Abdullah bin Abbas radhiallahu'anhu,
يا غلام، إنّي أعلمك كلماتٍ: احفظ الله يحفظك، احفظ الله تجده تجاهك، إذا سألت فاسأل اللهَ، وإذا استعنت فاستعن بالله، واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك، وإن اجتمعوا على أن يضرّوك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك، رفعت الأقلام وجفت الصحف
“Wahai anak kecil, sungguh aku akan mengajarkan beberapa kalimat (nasehat penting) kepadamu, (maka dengarkanlah baik-baik!): “Jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), jika kamu (ingin) meminta (sesuatu), maka mintalah (hanya) kepada Allah, dan jika kamu (ingin) memohon pertolongan, maka mohon pertolonganlah (hanya) kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa seluruh makhluk (di dunia ini), seandainya pun mereka bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) bagimu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu (kebaikan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) bagimu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu (keburukan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) akan menimpamu, pena (penulisan takdir) telah diangkat dan lembaran-lembarannya telah kering” (HR. At Tirmidzi no. 2516).
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengajarkan bahwasanya segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah subhanahu wa ta’ala, dan bahwa kepada-Nya kita harus bergantung. Inilah yang dinamakan pendidikan tauhid.
Orang tua harus menjadi teladan dalam hal ketaatan kepada Allah, beribadah dengan ikhlas, dan menjauhi segala bentuk syirik. Selain itu, wajib bagi setiap orang tua untuk mengajarkan anak-anak doa-doa yang dapat melindungi mereka dari kesyirikan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, jangan sampai aku menyekutukan-Mu sementara aku menyadarinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu untuk yang tidak aku sadari (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad 716)
Semoga Allah memudahkan kita dalam mendidik anak-anak kita dengan nilai-nilai tauhid yang benar, sehingga mereka menjadi generasi yang saleh dan selamat dunia akhirat. Amin.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store