My Blog

  • 12-02-2024

Adab Mendengar dan Menghormati Pembicara

Arabiyah linnasyiin Salah satu adab yang harus kita pelajari dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah adab mendengar dan menghormati pembicara. Adab ini sangat penting, terutama ketika kita berada dalam situasi debat, diskusi, atau dialog dengan orang lain. Sayangnya, adab ini sering dilanggar oleh banyak orang, bahkan oleh mereka yang mengaku sebagai orang terpelajar. 

Memotong pembicaraan orang lain saat ia sedang menyampaikan pendapatnya adalah contoh dari pelanggaran adab mendengar dan menghormati pembicara. Tindakan ini menunjukkan ketidakberadaban, ketidakpedulian, dan ketidakmengertian kita terhadap orang yang berbicara. Tindakan ini juga menunjukkan kesombongan, keangkuhan, dan keegoisan kita yang merasa lebih tahu, lebih pintar, dan lebih benar daripada orang yang berbicara. 

Padahal, seharusnya kita mendengarkan dengan baik dan penuh perhatian apa yang disampaikan oleh orang yang berbicara, walau kita mengetahui atau tidak setuju dengan apa yang ia katakan. Kita harus menghargai haknya dalam berbicara dan beropini. Kita harus menunjukkan sikap hormat, sopan, dan santun kepada orang yang berbicara. Kita harus memberikan kesempatan dan ruang kepada orang yang berbicara untuk menyelesaikan pembicaraannya tanpa gangguan atau interupsi dari kita atau memotong pembicaraan mereka padahal belum selesai berbicara. 

Adab mendengar dan menghormati pembicara ini bukanlah hal yang baru atau asing bagi kita. Adab ini sudah diajarkan oleh para ulama dan salafus shalih yang merupakan teladan kita dalam segala hal. Mereka memberikan contoh dan nasihat yang sangat berharga tentang adab ini, yang patut kita renungkan dan tiru. 

Salah satu contoh dari adab mendengar dan menghormati pembicara adalah yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’dy rahimahullah, beliau berkata, 

Salah satu adab yang mulia; jika ada orang yang menyampaikan sesuatu tentang agama atau dunia, jangan ganggu atau potong pembicaraannya walaupun engkau sudah tahu, tapi dengarkanlah dengan seksama seakan engkau orang yang belum tahu dan belum mengalaminya, dan tunjukkanlah kepadanya bahwa engkau mendapat manfaat darinya, seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang cerdas.  

Salah satu manfaat dari adab ini adalah memberi motivasi kepada orang yang berbicara dan membuatnya senang, engkau terhindar dari rasa sombong terhadap dirimu sendiri, dan engkau terhindar dari adab yang jelek, karena sesungguhnya mengganggu pembicaraan orang yang berbicara termasuk adab yang jelek." (Ar-Riyadhun Nadhirah hal 281). 

Dari perkataan beliau, kita dapat memahami bahwa adab mendengar dan menghormati pembicara ini memiliki banyak manfaat, baik bagi kita maupun bagi orang yang berbicara. Manfaat bagi kita adalah kita akan selamat dari sifat ujub, yaitu merasa bangga dan puas dengan diri sendiri, yang merupakan penyakit hati yang berbahaya. Manfaat bagi orang yang berbicara adalah ia akan merasa dihargai, dihormati, dan disayangi oleh kita, yang merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi setiap manusia. 

Selain itu, adab mendengar dan menghormati pembicara ini juga merupakan salah satu cara untuk mendapatkan ilmu dan faedah dari orang yang berbicara, meskipun kita sudah mengetahui apa yang ia sampaikan. Karena dengan mendengarkan dengan baik, kita mungkin akan menemukan sesuatu yang baru, yang belum kita ketahui sebelumnya, atau yang belum kita pahami dengan benar. Atau mungkin kita akan mendapatkan pengingat dan peringatan dari apa yang ia sampaikan, yang akan bermanfaat bagi kita untuk meningkatkan iman dan amal kita. 

Contoh lain dari adab mendengar dan menghormati pembicara adalah yang disampaikan oleh Al-Hasan Al-Bashri (21-110H) rahimahullah, beliau berkata, 

“Apabila kamu sedang dudukbersandingan dengan orang lain, jadilah pendengar yang lebih baik dibanding kamu berbicara. Belajarlah menjadi pendengar yang baik sebagaimana kamu belajar menjadi pembicara yang baik. Janganlah engkau memotong pembicaraan orang lain.” (Al-Muntaqa hal. 72). 

Dari perkataan beliau, kita dapat memahami bahwa adab mendengar dan menghormati pembicara ini juga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan kita dalam berbicara. Karena dengan mendengarkan dengan baik, kita akan belajar bagaimana cara menyampaikan sesuatu dengan baik, dengan bahasa yang jelas, logis, dan meyakinkan. Kita juga akan belajar bagaimana cara menghormati pendapat orang lain, dengan tidak mengejek, mencela, atau menyerangnya secara pribadi. 

Adab mendengar dan menghormati pembicara ini juga merupakan salah satu cara untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain. Karena dengan mendengarkan dengan baik, kita akan menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan kepedulian kita kepada orang yang berbicara. Kita juga akan menghindari konflik, perselisihan, dan permusuhan yang bisa timbul akibat memotong pembicaraan orang lain. 

Contoh terakhir dari adab mendengar dan menghormati pembicara adalah yang disampaikan oleh Atha’ bin Abi Rabah (W 115H) rahimahullah, beliau berkata, “Sesungguhnya, ada seseorang yang menyampaikan hadits kepadaku, kemudian aku mendengarkan seakan aku pertama kali mendengarnya. Walaupun, sungguh aku telah mendengarnya sebelum dia dilahirkan”. (Siyar A’lamin Nubala, 5/86). 

Dan beliau Atha’ bin Abi Rabah rahimahullah berkata, Ada seorang anak muda, mengisahkan sebah kisah, maka aku menyimaknya, seolah-olah aku tak pernah mendengarnya. Walau aku sudah mendengar sebelum ia lahir. (Al Jami’ Li Akhlak Ar Rawi Al Adab As Sami’ 352). 

Dari perkataan beliau, kita dapat memahami bahwa adab mendengar dan menghormati pembicara ini juga merupakan salah satu cara untuk menghormati ilmu dan sumber ilmu. Karena dengan mendengarkan dengan baik, kita akan menghargai hadits-hadits yang disampaikan oleh orang yang berbicara, yang merupakan perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang merupakan sumber ilmu yang paling utama. Kita juga akan menghargai orang yang berbicara, yang merupakan pewaris para nabi, yaitu para ulama, yang merupakan sumber ilmu yang paling terpercaya. 

Adab mendengar dan menghormati pembicara ini juga merupakan salah satu cara untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang merupakan uswatun hasanah, yaitu teladan yang paling baik. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling mendengar dan menghormati pembicara, baik dari kalangan sahabat, tabi’in, maupun orang-orang biasa. Beliau tidak pernah memotong pembicaraan orang lain, bahkan beliau mendengarkan dengan sabar dan lembut, meskipun ada yang mengganggu, menentang, atau menuduh beliau. 

Demikianlah adab mendengar dan menghormati pembicara yang harus kita ketahui dan amalkan dalam kehidupan kita. Adab ini bukanlah hal yang sepele atau remeh, tetapi merupakan hal yang sangat penting dan mulia, yang memiliki banyak manfaat dan hikmah, baik bagi diri kita, bagi orang yang berbicara, maupun bagi masyarakat secara umum. Adab ini juga merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dengan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan menghormati ilmu dan sumber ilmu. 

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kita taufik dan hidayah untuk mengamalkan adab mendengar dan menghormati pembicara ini, dan menjadikan kita orang-orang yang berakhlak mulia, berilmu bermanfaat, dan beramal shalih. Amin. 

  

Kitab Arabiyah linnasyiin – Fikar store 

admin
Admin